Senin, 17 Maret 2014


HIPNOTIS


“Do dengerin aku dulu.” Kata Rina
“Sudah lah, aku sudah muak liat muka kamu itu, lebih baik kamu pergi aja dan temani oma kesayangan kamu itu”. Sahut Aldo dengan nada bengis.
“Harus berapa kali sih, aku harus minta maaf sama kamu, kenapa sih kamu gak bisa ngertiin aku, sadar Do, kita itu sudah mau tunangan, cuman gara - gara aku nemeni oma aku aja kamu semarah ini” lanjut Rina.
“Oke, that right, aku gak mengerti kamu, dan sekarang kamu pergi saja.,pergii( sambil mendorong rina )” jawab Aldo garang.
“Segitunya kamu Do, sama aku, tega kamu ya…” Kata Rina sambil terisak - isak.
Setelah pertengkaran hebat itu, Rina dan Aldo tidak lagi bertutur kata, malahan saring berpaling muka dan acuh tak acuh. Namun, sebenarnya Rina masih mengharapkan Aldo.
“ Do, kenapa sih, kamu sama Rina ?, lagi ada masalah ya ?” Tanya Dicky.
“ Putus gua.” Jawab Aldo.
“ Serius, putus beneran .?, gak balikan lagi ?” tambah Dicky dengan nada mengejek. Aldo dan Rina memang sering putus dan kemudian balikan lagi. Mereka sudah mulai pacaran dari zaman – zaman SMA dan kini menginjak tahun ke 3, jadi Dicky masih meragukan dengan apa yang di ungkapkan oleh sahabat karipnya itu.
“ Apa’an sih lo, gangggu aja, bentar lagi ujian tau, gue belom belajar, sono – sono ( sambil mendorong Dicky ) .” Ucap Aldo.
“ Iya iya, gue mau belajar juga keles, huuu.” Sahut Dicky.
Setelah jam mata kuliah Pengantar Agribisnis selesai, Aldo dan Dicky bermaksud untuk makan siang di Kantin Bunda yang berada tak jauh dari kelasnya. Ketika mereka berjalan
“ Hai Aldo, apa kabar ?” kata seorang gadis dari arah kanan.
  Eee, hai juga, baik, siapa ya kamu ?.” Tanya Aldo .
“ Aku Tata, tetangga lama yang balik lagi kesini, tadi sore aku kerumah kamu kok, kamu gak tau ya ?.” Jelas Tata pada Aldo.
“ Tata, Tata temen gua waktu TK, anak Bude Dwi ya .?, Tinggal di samping rumah itu kan ?, serius ini lo ?. Tanya Aldo bertubi - tubi sambil memegang pundak Tata penuh reflek.
“ Iyaa…, aku. “ Jelas Tata.
“ Ya ampun, udah gede ya lo, seneng bisa liat adek kecil gue lagi.” Kata Aldo.
“ He he he, iya Al.” Jawab Tata sambil berkata dalam hati, “ jadi selama itu, lo cuman nganggep gua sebagai adek”.
“ Well, kenalin gua Dicky, temen Aldo sejak SMA dan sampai akhir nanti, aminn,, ingsa ALLAH.” Kata Dicky pada Tata sambil mengulurkan tangannya, “ cantik banget anak ni, tangannya halus kayak kapuk”, kata Dicky dalam hati.
“ Hey hey, sudah, sudah,  jangan pegang terus dong Dic.” Sambar Aldo.
“ Iya iya,,! sudah punya pacar belom  ?. “ Tanya Dicky.
“Helehh, apa’an, sudah entar aja.” Kata Aldo., “ baikan kita kekantin aja yuk Ta ?.” Ajak Aldo.
“ Boleh,, yuk..”. Jawab Tata.
***
“ Kamu mau makan apa Ta ?. ” Tanya Aldo
“ Soto kres daging panggang nie enak lo Ta, mau coba gak?. Tanya Dicky.
“Oya…?, aku mau coba dong ?. “Kata Tata.
“ Nasi kuncup bunga mawar daging giling juga enak kok, Ta”. Kata Aldo.
“ Benarkah, aku mau juga dong?” Jawab Tata.
“ Jadi, kamu itu milih yang mana, masak dua – duanya sih?” Tanya Dicky geram.
“ Hmm,, Aku bingung, aku kan belom pernah ngerasain itu semua.” Jawab Tata dengan lesu.
“Oke, kita beli aja semua deh, Aldo yang traktir, aman aja, uang beasiswa udah cair, hehehe “ Kata Dicky menghibur Tata.
“ Apa – apaan sih lo Dic !” Kata Aldo.
“ Biar aku aja deh yang bayar, sebagai ngerayain kedatangan aku dikampus ini.” Sambar Tata dengan riang.
Perdebatan tentang menu makan pun dimulai, menambah suasana gembira dan pertemuan dengan Tata teman lama Aldo semasa kecil. Disisi lain Rina melihat Tata dengan tatapan sadis.
“ Kenapa ya, aku deg deg kan terus ?” Kata Tata.
“ Kenapa sih, orang gak ada apa - apa juga, sudah lah makan aja lagi Ta, keburu dingin tar tu soto” Sahut Dicky.
Aldo mengetahui, bahwa perasaan tidak enak Tata itu berasal dari pandangan Rina yang terus menerus tertuju padanya sedari duduk di kantin tersebut.
Setelah selesai, mereka pun meluncur pulang dengan mobil Jass Aldo. Pertama, Aldo mengantar Dicky, dan kemudian pulang bersama Tata karena rumah mereka memang berdekatan, namun di tengah perjalanan Tata meminta untuk di antar membeli buku, merekapun pergi ke toko buku langganan Aldo.
“ Jadi ini, toko langganan kamu, ?. “ Tanya Tata.
“ Iya, aku sering kesini kalau ada perlu beli buku bacaan atau resensi mata kuliah.” Ulas Aldo.
“ Baiklah, bantuin aku cari buku agroklimatologi ya.?” Sambung Tata.
“ Siap Bos,” jawab Aldo dengan senyuman menggoda.
Saat Aldo dan Tata sibuk mencari buku tersebut. Tiba – tiba ada seseorang yang menarik Aldo.
“ Do, maafin aku, aku sangat menyayangi mu, aku gak bisa terus – terusan bohong ma diri ku sendiri, kalau aku bener - bener sayang sama kamu, aku mohon Do, beri aku kesempatan untuk berubah, sekali aja lagi, ya ,? Ya ? aku janji gak akan ngulangi kesalahan aku lagi, dan aku akan bagi waktu aku untuk kamu dan oma dengan baik. “ Kata Rina panjang lebar.
“ Hey, ini di toko buku, gak seharusnya kamu bilang kayak gini disini, sudah lah, aku gak bisa.” Jawab Aldo.
“ Do, maafin aku.” Tambah Rina sambil menangis.
“ Hey hey, sudah lah, jangan nangis kayak gini, okey, okey, fine, aku maafin kamu, kamu jangan nangis lagi ya, udah cukup nangisnya, aku juga harusnya bisa ngerti, kamu pergikan sama oma kamu, bukan ma cowok lain.” Jawab Aldo dengan mengulurkan tangannya.
“ Tapi, benerankan ? , kamu masih sayang juga kan ma aku, Do ? “ Kata Rina.
“ Hm,” Jawab Aldo sambil tersenyum dan mengedipkan matanya.
“ Makasih, Do.” Kata Rina.
Di lain hal, Tata melihat itu semua dan dia meningalkan Aldo tanpa pamit, dia berlari keluar dari toko itu sambil meneteskan iar mata. Tata sangat menyukai Aldo semenjak dulu semasa TK, dan sangat senang saat mengetahui bisa pindah ke perguruan tinggi yang membuat dirinya dekat dengan Aldo kembali.
“ Aku antar kamu pulang ya” Kata Aldo pada Rina.
“ Iya..” Jawab Rina dengan mengangguk angguk kan kepalanya.
***
Sampai dirumah Aldo segera berkunjung kerumah Tata.
Tung ting, tung ting.
“ Eh, den Aldo, masuk – masuk, cari non Tata ya,” Tanya Bik Ijah.
“ Iya, Bi, Tata ada kan.” Tanya Aldo kembali.
“ Iya, ada, sebentar ya, Bibi panggil dulu.” Jawab Bik Ijah.
“ Non Tata, ada den Aldo tu, ditunggu di ruang tamu, “ Kata Bik Ijah.
“Hah, siapa Bik, Aldo,? Ngapain Bik, Aldo kesini ? Tanya Tata.
“ Yah, mana Bibi tau non, kan Bibi cuma menerima tamu aja.” Jawab Bik Ijah.
“ Hiihh, bibikk, gak mau, gak mau, gak mau, pokoknya gak mau,” kata Tata.
“ Kenapa non, itu den Aldo nya sudah nunggu, bawa sesuatu lah kayaknya tadi tu non.” Kata Bik Ijah.
“ Apa Bik,?” Tanya Tata.
“ Ya gak tau non, kan bibi gak tanya tadi non,” tambah Bik Ijah.
“Ya udah, ya udah, aku kesana, tapi tunggu dulu bik, aku dah cantik belum,?” Tanya Tata.
“ Hmm.. gimana ya non, sudah cuman agak acak - acakan itu rambutnya,” jelas Bik Ijah.
“ Oce deh, Bik, makasih, Bibik ku sayang, bikini minun ya…” kata Tata sambil menuju Aldo.
***
“ Ada apa Do,?” Tanya Tata.
“ Gak papa, tadi aku sempet beli buku ini buat kamu waktu di toko, nih .” Kata Aldo.
“ Oh, kumao “ kata Tata dengan bahasa korea yang berarti terima kasih.
“ Kenapa tadi kamu ninggalin aku ?” Tanya Aldo.
“ Oh, itu tadi bibik bilang mama mau pergi ke bandung, ambil berkas - berkas dirumah yang dulu, jadi aku cepet - cepet pulang, sorry gak sempet bilang, soalnya aku lihat kamu juga lagi sibuk ma orang lain, hmm…, pacar kamu ya ?” Kata Tata lugas.
“ Ini minumnya den Aldo “ kata Bik Ijah.
“ Iya Bik, makasih .” Kata Aldo.
“ Iya den .“ Jawab Bik Ijah.
“Oh, iya, aku ada sesuatu ini, bikin gantungan kunci yuk, mau gak ?, aku dah bawa bahan - bahannya nie,” kata Aldo pada Tata.
Merekapun membuat gantungan kunci dari tempurung kelapa yang diberi lem dengan foto mereka saat kecil. Suasana berbaur sedari tegang menjadi lebih akrap dan dekat,, diwarnai dengan canda tawa diantara mereka berdua yang didampingi dengan Bik Ijah.
***
Dan keesokan harinya.
“ Assalamualaikum, selamat pagi Tante ?” sapa Tata pagi itu dengan Ibu Aldo yang kebetulan sedang didepan rumah sambil membaca majalah.
“ Waalaikumsalam, iya, eh, Tata ?, apa ada, pagi - pagi udah kesini.? “ Tanya Ibu Aldo.
“ Itu Tante, Tata mau ajakin Tante buat kue bareng, Tata pengan bikin kue cumin gak ada yang nemenin dan arahin “ jawab Tata lugu.
“ Oh gitu, emang mamah kamu dan bik ijah kemana ?, ayo lah Tante juga bosen baca majalah terus.” Ulas Ibu Aldo.
“ Mama ke bandung, dan Bik Ijah sibuk ngurus rumah, iya Tante ?, makasih Tante” kata Tata sembari menjelaskan.
Ketika Tata dan Ibunya Aldo sedang membuat kue, Aldo melihatnya dan ikut serta. Aldo membantu membuat kue tersebut dan menjadi lebih dekat lagi dengan Tata.
“ Apa sih oppa ? aku gak bisa liat nie, jangan ngeganggu donk “ kata Tata.
“ Ha ha ha, oppa gak mau, makanya bikin adonan yang bener ,” jawab Aldo.
“ Oppa itu apa Al.? “ Tanya Ibu Aldo.
“ Hehe, mama ku sayang kepo banget sih, oppa itu kakak, dalam bahasa korea mamah,” jawab Aldo sambil memeluk Ibunya.
“Oh,, ya ya ya, mama baru inget, sarangeo, hehehe.” Sahut Ibu Aldo.
“Kok Tante tau sih, “ kata Tata.
“Iya lah Ta, mama aku nie sering banget nonton drama korea” Jelas Aldo.
“ Boleh dong, kapan - kapan nonton bareng sama Tata, Tante ?. ” Tanya Tata.
“ Tentu saja “ Jawab Ibu Aldo.
“Eh, kuenya udah masak kayaknya, biar Tata liat ya Tante. “ Kata Tata.
“ Oh, the araso, hehehe “ Jawab Ibu Aldo.
Setelah beberapa menit menunggu kue di oven, kue pun siap untuk di angkat, dan Tata segera mengambil kue itu dan membuat kejutan untuk Aldo.
“ Ini kue untuk Tante dan bentar ya, Tata ambil kue satu lagi.” Kata Tata.
“ Cepetan , aku dah gak sabar nie, mau nyicip. “ kata Aldo.
“ Ya, tunggu sebentar oppa. Hehehe “ jawab Tata sembari tersenyum. Hatinya berbunga - bunga, kali ini dia tidak akan menutupi lagi perasaanya, setelah gagal mengungkapkan perasaanya saat di Toko buku, kini dia akan mengungkapkan perasaanya lewat kue yang dia bikin.
Tetapi, betapa kagetnya dia, melihat ada seorang gadis, ada di depan matanya sedang bermanja manja dengan Aldo dan menikmati kue besama Ibu Aldo, mereka terlihat sangat akrap. Tak terasa air mata Tata kembali menetes dan tangannya gemetaran, hingga kuenya terjatuh dilantai.
“ Tante, Tata mau pulang dulu, Tata …” Kata Tata sambil menutupi tangisnya sembari berlari keluar rumah.
“ Eh, Tata, Tata, kenapa. ?” Kata Ibu Aldo.
“ Tata.?” Kata Aldo sambil mengejar Tata, namaun Tata sudah berlari jauh dan sampai dirumahnya.
***
“ Heks , heks, aku benci kamu, aku benci kamuu “ kata Tata sambil mambanting banting boneka yang diberikan Aldo semasa kecil.
“ Non, kenapa Non,” kata Bik Ijah sambil mengetuk pintu kamar.
“ Bibik, hekz , Aldo jahat, bibik ! jahat Aldo Bik, marahin dia, Tata sakit hati, sakit bangat lebih sakit dari sakit gigi.
“ Hahaha, non Tata ini lucu, kayak lagu dangdut ada, lebih baik sakit gigi daripada sakit hati ini , ho oh ho,” kata Bik Ijah sambil bernyanyi dan bergoyang.
“ Bukan lagu dangdut tau bik, lagunya geisha, yang lumpukan lah ingatkan ku, hapuskan tentang dia, ku ingin lupakannya.” Jawab Tata.” Hekz hekz kox aku nyanyi sih, kan aku mau nangis, heks heks, hees heeks..” Lanjut Tata.
“ Bibik puterin ya lagu geishanya ya Non ?.” Jawab Bik Ijah sambil menghidupkan lagu tersebut.
Tangis Tata pun semakin menjadi jadi, hingga malam tiba, tata tidak mau keluar rumah, ia hanya dikamar dan membanting semua barang barang dari Aldo semasa kecil.
“ Tata, maen yuk.?” Kata Dicky dibalik jendela.
“ Hah,,! kamu, bikin aku kaget aja.” Sahut Tata bengis.
“ Ta, udah lah, aku udah tau kok semuanya, dan aku juga tau bagaimana perasaan kamu sekarang,” jelas Dicky dengan serius.
“ Udah deh, kamu tu gak tau apa - apa, mending kamu itu pulang”. Tambah Tata sambil marah.
“ Ta, jangan kayak anak kecil gitu dong, kamu kan udah gede .” kata Dicky bersemangat.
“ Aku pengan lupain Aldo, aku benci sama dia, aku terluka, aku gak rela, aku tersiksa. “ kata Tata dengan nada tinggi.
“ Ya udah , mending kamu keluar aku ada ide cemerlang, buat lumpuhin semua ingetan kamu dari Aldo kuncrit itu.” Kata Dicky.
“ Serius, apa’an?” Tanya Tata.
“ Adalah pokoknya, ikut aku aja sini, ditaman samping rumah lo” tambah Dicky.
“ Ya udah, aku mandi dulu, aku belom mandi “ kata Tata.
“ Sudah lah, gak usah mandi, bagi aku, kamu gak mandi 1 bulan pun tetep wangi, udah sini” ulas Dicky sambil cengar cengir.
***
Setelah sampai di taman samping rumah Tata. Tata bingung melihat samping kanan dan kirinya, tidak ada apa - apa, hanya deretan bunga dan pandanga bulan yang mengintip dirinya.
“ Mana.? Ada apa - apa tu ? “ Tanya Tata.
“ Tuh, liat ada someone disana, yuk kita samperin.” Kata Dicky.
“ Ogah ah, aku takut.” Kata Tata.
“ Takut kenapa sih, samping rumah kamu juga low ada bermasalah, tinggal panggil orang rumah.” Jelas Dicky.
“ Iya iya, aku tau. “ Kata Tata.
“ Hai Om Darma, ini dia temen Dicky, yang Dicky ceritan ditelfon tadi.” Kata Dicky.
“ Apa - apaan kamu, kamu mau jual aku ma Om Om.? , berani ya kamu ?” kata Tata pada Dicky.
“ Gak Ta, udah diam deh, tar kamu juga tau,” kata Dicky.
“ Ogak ah” jawab Tata.
“ Saya O’om Dicky, bukan laki - laki yang mau mencari teman untuk berkencan, karena saya juga sudah mempunyai istri, saya kesini karena Dicky meminta bantuan ke saya untuk melumpuhkan perasaan sakit hati dek Tata ini,” jelas Om Darma.
“ Ohh, maaf Om, bukan maksud saya tadi, iya Om, Tata mau, Tata lagi sakit hati Om, ada gak, obat yang mujarap buat Tata .?” Ulas Tata.
“ Oh tentu saja, sekarang Tata, duduk tenang, rilek, tarik nafas dalam dalam, keluarkan , tarik nafas lagi, keluarkan, rasakan bahwa mala mini adalah malam yang indah, malam yang sangat menyenangkan, hilangkan beban fikiran tata, hilangkan masa lalu tata yang pahit dan berubah menjadi indah, penuh kasih dan iklas, tidur lah, tidur lebih dalam , lebih dalam lagi, ya. Kini perasaan tata lebih lega, dalam hitungan ketiga , tata bias membuka mata dan membuka lembaran baru, menjadi lebih enerjik dan bahagia. Satu, dua, tiga.” Kata om darma.
“ Hah, aku dimana, Dic? Tanya Tata.
“ Kamu, di taman samping rumah, Tata nie gimana sih,? Kata Dicky heran, “ Om ini beneran efeknya kayak gini dia gak inget masa lalu dia yang surem itu .?” Tanya Dicky.
“Dia masih mengingatnya, namun dia lebih iklas dan tetap enjoy saja.” Terang Om Darma.
“ Hm,, jadi aku tadi dihipnotis ya,, aku mau dong dihipotis terus, biar aku bisa jadi orang yang lebih iklas lagi, kumao Om, garigato masi masi, thanks, makasih om darma, ini lega banget.” Kata Tata sambil tersenyum meneawan.
“Kalau kamu udah lupa dan iklas dengan Aldo, berarti kamu maukan jadi pacar aku Ta .?” Tanya Dicky.
“Hah,…?” jawab Tata binggung.
Dengan hipnotis, kini Tata bisa melupakan kenangan pahitnya dengan Aldo, walau dulunya Tata sangat mencintai Aldo sedari kecil namun perasaan itu hilang berlahan lahan, bersesuaian dengan helaan nafasnya. Dilain sisi, Aldo bersama Rina duduk berdua melihat aksi Dicky dan Om Darma, dia mengetahui tentang kue ungkapan Tata dan perasaan Tata dari kecil tapi Aldo memang sudah menganggap Tata sebagai adik manis kesayangannya. Dan Bik Ijah dan Ibu Aldo melihat dari kejauhan lewat jendela sambil tersenyum melihat sikap Tata yang masih kekanak kanankan.
Bulan kini tidak lagi bersembunyi dan mengintip Tata, sekarang ia lebih suka tersenyum menawan dan tidak bersembunyi lagi.

SELESAI